Senin, 27 Mei 2013

Manusia Adalah Makhluk Filsafat



Ilmu pengetahuan, seni dan sastra adalah tiga hal yang mempertinggi kualitas kemanusiaan. Hal itu yang membedakannya dengan makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Ilmu-pengetahuan membawa manusia untuk berfikir sedang seni dan sastra mengajak manusia untuk mengasah perasaan. Manusia mulia adalah mereka yang cerdas sekaligus halus perasaannya. Pandai dalam menuntaskan masalah-masalah kemanusiaan sekaligus peka dengan kondisi sosial sekitarnya.
Kekuatan yang mewarnai dunia adalah agama dan filsafat. Orang yang mewarnai dunia juga ada dua; Nabi dan Filosof (Tafsir, Ahmad : 1990 : 6). Apakah Sains dan teknologi juga mewarnai dunia? Tidak mereka netral. Sejarah mempertontonkan adanya manusia yang berani mati demi agama dan kepercayaan (Agama) yang anutnya. Kita lihat Ibrahim, Isa, Muhamad dan Socrates betapa besar pengorbanannya. Ornag yang meyakini agama tentu ingin agar orang lain ikut dalam kepercayaannya, lalu disebarkan, dipropagandakan, dengan sungguh-sunguh itu menandakan mereka dengan tekun mewarnai dunia.

A. Pengertian Agama dan Filsafat

Agama memiliki berbagai definisi. Dari sekian banyak definisi dapat dibagi menjadi dua kelompok definisi yaitu agama yang menekankan rasa iman (Kepercayaan), dan agama yang menekankan peraturan (Cara hidup).
Poedjawijatna (19:74 : 1) menyatakan bahwa kata filsafat berasal dari kata dalam Bahasa Arab yang berhubungan rapat dengan kata dari bahasa Yunani. Philosophia. Dalam bahasa Yunani merupakan kata majemuk, Philo yang berarti ingin atau keinginan dan Sophia artinya Pandai. Jadi menurut namanya, filsafat berarti keinginan untuk menjadi pandai (Windelband, 1958:1:1). Pudjawijaja (1974:11) mendefinisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. Hasbullah mengatakan bahwa filsafat ialah sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat dapat dicapai pengetahuan itu. Plato menyatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli, bagi Aristotelles filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung didalamnya metafisika , logika, retorika, ekonomi, politik dan estetika; dan bagi Al-Farabi filsafat ialah pengetahuan tentang alam wujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Immanuel Kant mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan yang menjadi pokok segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya empat persoalan :
-          Apa yang dapat diketahui? (Jawabannya Metafisika)
-          Apa yang seharusnya diketahui? Jawabannya Etika)
-          Sampai mana harapan kita? (Jawabannya Agama)
-          Apa itu manusia? (Jawabannya Antropologi)
Perbedaan definisi itu disebabkan oleh berbedanya konotasi filsafat pada tokoh-tokoh itu karena perbedaan keyakinan hidup yang dianut mereka, serta dari perkembangan filsafat itu sendiri.

B. Sebab Terjadinya Filsafat.
Dongeng dan Tahayul dapat menimbulkan filsafat. Sebagian orang ada yang tidak percaya begitu saja menganai tahayul dan dongeng. Ia kritis dan, ingin mengetahui kebenarannya. Dari situ timbullah filsafat.
Keindahan alam besar, terutama pada malam hari menimbulkan manusia untuk mengetahui rahasia alam itu. Keinginan mengetahui rahasia alam berupa rumusan-rumusan pertanyaan ini menimbulkan filsafat.
Ada sebuah inspirasi menarik mengamati perkataan dari Eleanor Roosevelt, mantan Presiden USA yang mengatakan : "Small Minds discuss people, Average Minds discuss events, Great Minds discuss ideas".
"Pikiran Kecil membicarakan orang. Pikiran Sedang membicarakan peristiwa. Pikiran Besar membicarakan gagasan".
Sebagai akibatnya, pikiran kecil akan menghasilkan gosip. Pikiran sedang akan menghasilkan pengetahuan. Pikiran besar akan menghasilkan Solusi.
Ketiga jenis pikiran tersebut ada di dalam setiap otak Manusia.
Pikiran mana yang lebih mendominasinya, begitulah apa yang dihasilkannya.
Kalau setiap saat otak kita dipenuhi oleh Pikiran Kecil, maka kita akan selalu asyik dengan urusan orang lain, namun tidak menghasilkan apa-apa, kecuali perseteruan.Tetapi bila Pikiran Besar yang mendominasi, maka ia akan aktif menemukan terobosan baru.
Pikiran kecil senang menggunakan kata tanya "SIAPA?". Pikiran sedang senang menggunakan kata: "ADA APA?", sedangkan Pikiran besar selalu memanfaatkan kata tanya: "MENGAPA?" dan "BAGAIMANA?". Dalam melihat satu peristiwa yang sama, misalnya jatuhnya buah apel dari pohonnya, akan cenderung ditanggapi berbeda. Si PIKIRAN KECIL akan tertarik dengan pertanyaan : "SIAPA SIH YANG KEMARIN KEJATUHAN BUAH APEL?" Si Pikiran Sedang akan bertanya: "APAKAH SEKARANG BERARTI SUDAH MULAI MUSIM PANEN BUAH APEL ?" Sedangkan Si PIKIRAN BESAR : "MENGAPA BUAH APEL ITU JATUH KE BAWAH, BUKANNYA KE ATAS?". Dan pikiran yang terakhir itulah yang konon menginspirasi Sir Isaac Newton  menemukan Teori Gravitasi-nya yang terkenal. Tidak ada satupun prestasi atau karya di dunia ini yang dihasilkan oleh Pikiran Kecil. Di samping itu, ketiga jenis pikiran ini juga mempunyai makanan favorit yang berbeda. Si PIKIRAN KECIL biasanya senang melahap Tabloid, Infotainmen, Koran merah. Si PIKIRAN SEDANG amat berselera dengan Koran / berita. si PIKIRAN BESAR memilih Buku-buku / artikel atau hal lain yang membangkitkan INSPIRASI.

C. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpuan, manusia dianugerahi otak dan akal oleh Tuhan untuk berfikir. Dan menghasilkan ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Ketiga hal itu yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Dengan kata lain hanya manusia yang bisa berfilsafat.

(Kutipan dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar