Senin, 06 Mei 2013

Puisi Karya Misbah PNS

Manusia selalu mempunyai masalah dalam hidupnya, karena manusia selalu berkeinginan. Melalui guratan kecil ini aku bersaksi atas masalah yang pernah ada. Aku berkumandang bagaikan burung camar yang merdu di pagi hari. Buat kita mungkin itu indah bak nyayian surga. Bagi Camar, mungkin ia sedang menangis.


Teka-teki Karna

Akulah kasih yang terbuang…
Akulah kaya yang miskin…
Akulah mahkota yang mengidamkan kasta…
….
          Akulah kasih yang terbuang,
Terbuang karena malumu?
          Dan itu bukan mauku!
          Terbuang dari kasih sayang…
          Cinta buatku, buruk bagimu
Adilkah ini?

Akulah kaya yang miskin
Hidup terdiskriminasi oleh keadaan
Aku ingin seperti mereka
Aku tak butuh pengakuan

Akulah mahkota yang mengidamkan kasta
Telah bosan hidup dalam kepalsuan
Garis menggariskan ku sebagai proletar
Adakah dalam darahku mengalir Aristokrat?
Aristokrat bagi yang tertindas dan terbuang…

Misbah PNS
05SinMa

Mei 2012




                                                                                  


Narasi Senyum

Senyum…
Senyum…
Senyum…
Ngarti?
Kagak!

Senyum…
Senyum…
Senyum…
Nyambung?
Kagak!

Senyum…
Senyum…
Senyum…
Tau?
Kagak!

Senyum…
Senyum…
Senyum…
GILA!!!

Misbah PNS
05SinMa

Mei 2012




Narasi Lidah

Lidah?
Ludah.

Ludah?
Ada di lidah.

Cuikh!!!



            Misbah PNS
05SinMa

Januari 2013




KEMARAU

Menanti hujan yang tak kunjung turun

Musim kemarau yang begitu panjang
Terik mentari seakan membakar hari
Sampai setetes air pun sulit ditemui
Hingga hewan dan ternak mati kelaparan

Malam hari begitu mencekam
Tak ada awan di langit
Tapi bintang jua tak tampak
Yang ada hanya hawa dingin menyelimuti
Kemarau tahun ini sangat berbeda
Tak ada nyanyian serangga
Siang…
Atau pun malam…
Mungkin mereka juga ikut mati

Persediaan pangan mulai menipis
Lumbung desa hanya berisi sawang dan lumut-lumut basah
Makan hanya seadanya
Nasi yang kami makan tak seperti biasa
Mungkin dari padi yang dipetik sebelum waktunya.




Misbah PNS
05SinMa

 Oktober 2011


Aku di Mata Mereka

Banyak yang bilang aku munafik, sok suci dan pembual. Banyak juga di antara mereka menganggapku seperti rembulan di kala malam. Ada juga yang mengaggapku ibarat sampah yang mengganggu mata. Ada di sebagian yang lain menganggapku bak Dewa Penyelamat bagi mereka yang kesulitan.

Yang aku tahu aku biasa-biasa saja. Kamu senang aku juga senang. Kamu butuh dan aku juga butuh kamu. Yang aku tahu Tuhan akan mangulurkan tangan-Nya kepadaku saat aku sedang menolongmu. Tak lain dan tak lebih aku sama seperti kalian, munafik, sok suci dan serta suka membual. Yang tak lain suka lawan jenis dan tetapi aku tak menjadikannya hiasan dinding.




Misbah PNS
05SinMa

Juni 2012


Ketika Sendok dan Garpu Berbicara

Ketika sendok dan garpu berbicara
Tentang keluhan dirinya,
Tentang kejujuran tuan-tuannya
Tentang sepiring demokrasi yang terserak di jalanan

Ketika sendok dan garpu bercerita
Tentang keluhan,
Tentang kejujuran tuan-tuannya
Tentang tuan pisau yang beruntung hidup di meja mewah

Ketika sendok dan garpu berbicara
Tentang kebosanan,
Tentang realita,
Tentang aroma keringat jalanan tuan-tuannya.
Disana,
Katanya, tuan pisau sedang mengaduh
Tentang guyonan basi,
Tentang cerita fiksi,
Tentang sampah berbalut sutra dan kilauan permata

Misbah PNS
05SinMa
Nopember 2012





Tidak ada komentar:

Posting Komentar