Jumat, 10 Oktober 2014

Penulisan Populer



A.    Pengertian Penulisan Populer
            Menulis populer adalah menulis dengan kesadaran penuh akan pembaca. Penulisnya mampu berempati kepada pembaca, tidak mempersulit atau menyiksa pembaca. Penulis mampu berpikir sederhana. Penulis memilih bahasa dan istilah sederhana dengan tujuan orang memahami apa yang ia tulis, bukan mengakui kepintarannya. Tulisan populer justru menuntut penulis untuk benar-benar menguasai persoalan. Penulis harus belajar dan membaca lebih banyak serta lebih keras. Penulis juga dituntut untuk berusaha menyederhanakan sajian, mencari analogi dan sebagainya.
Tujuan menulis tulisan populer sekadar memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan informasi atau wawasan penulisnya dan selanjutnya (lazimnya diharapkan) sebagai bahan wacana atau diskursus tentang topik itu bagi pembacanya. Materinya tidak selalu harus berdasarkan pada fakta-fakta empirik (penelitian), boleh juga dari hasil pengamatan atau perenungan (refleksi). Pembahasan dan analisis tidak perlu terlalu mendalam dan rinci, namun logika serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan, agar pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan. Pembahasan dan analisisnya sedapat mungkin menggunakan kata-kata, istilah-istilah atau kalimat yang mudah dicerna dan sudah populer di masyarakat. Semua itu tidak harus secara ketat mengikuti “aturan main” penggunaan tata bahasa yang berlaku di dunia akademik.

B.     Ciri-ciri TulisanPopuler
*      Adanya pesan yang dipergunakan untuk menarik perhatian pembaca, yang dapat juga dikatakan bersifat persuasif.
*      Isi tulisan diusahakan untuk memikat pembaca agar yang bersangkutan tetap terus membaca tulisan tersebut sampai selesai.
*      Penulis melakukan kontekstualisasi data hasil riset ke dalam tulisan tersebut sehingga data dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca umum.
*      Bahasa yang dipergunakan bersifat umum dan tidak menggunakan terminologi khusus yang hanya dipahami oleh ilmuwan atau kelompok tertentu.
*      Biasanya struktur kalimat yang dipergunakan ialah kalimat aktif.
*      Gaya penulisan tidak baku.
*      Umumnya, informasi dipaparkan dalam bentuk narasi.
*      Secara implisit, kadang mengandung pesan tertentu berupa keinginan penulis agar pembaca melakukan tindakan tertentu.

C.    Cara Membuat Tulisan Populer yang baik.
1.      Menulis populer adalah menulis untuk pembaca ‘awam’. Karena itu, berempatilah terhadap pembaca. Mudahkan urusan mereka dalam memahami tulisan kita, jangan mempersulit atau bahkan menyiksa pembaca.
2.      Hindari Istilah Teknis dan Jargon
Teknis adalah istilah yang hanya dikenal dalam disiplin ilmu tertentu
Contoh: “Tiga Primata Endemik Indonesia Lahir di TSI Cisarua Bogor”
Jargon adalah istilah yang hanya berlaku di lingkungan tertentu (instansi pemerintah, militer, atau LSM tertentu)
Contoh:
·         Satu Cinta Melayani
·         Bumi di Pijak, Tani di Junjung !
3.      Hindari Akronim, Kata Asing, atau Serapan
Akronim banyak diciptakan instansi pemerintah, militer, dan polisi.
Contoh:
·         Tersangka Kasus Korupsi Sisminbakum Ditjen AHUdiperiksa
·         Jumlah Kasus Curat dan Curas Tahun Ini Meningkat
Kata Asing/serapan
Contoh:
·         Inflasi harga-harga melambung
·         Restrukturisasi pemecatan buruh besar-besaran, penjualan saham perusahaan negara kepada swasta Infrastruktur  jembatan, jalan raya.
4.      Pakailah Kalimat Sederhana
·         Dengan pola S-P-O
·         Kalimat Jangan terlalu panjang, jangan beranak-cucu. Makin panjang kalimat, makin mudah pembaca tersesat. Satu kalimat maksimal 13 kata.
5.      Sajikan Secara Konkret dan Spesifik
Jangan memakai pernyataan umum yang tidak jelas artinya.
6.      Hanya Detail yang Relevan
Menulis populer = menulis jelas = (kadang) rinci atau mendetil. Tetapi, terlalu banyak detail bisa mengganggu pemahaman atau kelancaran membaca.
Contoh:
“Bali pada tahun 2004 memiliki lahan sawah produktif 142.971 hektare, menyusut sekitar 1.306 hektar dari tahun sebelumnya (2003) yang total arealnya 144.277 hektare. Tahun 2000 areal sawah Bali seluruh seluas 153.228 hektare.”
Sederhanakan:
“Lima tahun terakhir Bali kehilangan lahan sawah sekitar 10.000 hektare.”
7.      Permudah dengan Analogi
Konsep dan angka yang abstrak dan ruwet bisa disederhanakan dalam analogi yang mudah dicerna pembaca.
Contoh:
·         Pekarangan seluas tiga hektare = seluas tiga kali lapangan sepakbola.
·         Kabupaten seluas 17.800 km2 = sekitar separo Provinsi Jawa Tengah”.

D.    Perbedaan antara Tulisan Populer dan Artikel Ilmiah
Perbedaan yang mendasar antara penulisan populer dan penulisan artikel ilmiah terletak pada tujuan dan cara penulisannya. Dari tujuan-tujuan yang telah diuraikan tentang penulisan populer dapat dilihat bahwa penulisan populer adalah tulisan untuk memberikan informasi atau wacana sesuai dengan pemikiran dan perenungan dari penulis tidak harus berdasarkan pada fakta-fakta empirik (penelitian), tidak harus mengikuti aturan penggunaan tata bahasa yang berlaku di dunia akademik, menggunakan istilah-istilah yang mudah dicerna dan populer dimasyarakat, namun logika serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan, agar pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan (Wiyata,2008).
Hal tersebut berbeda dengan tata cara penulisan artikel ilmiah. Dalam penulisan artikel ilmiah ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan sehingga memuat informasi-informasi dan fakta-fakta empirik yang akurat, mutakhir dan komprehensif dengan metodologi yang jelas. Laporan penelitian saja tidak cukup, karena sering kali hanya dibaca oleh pemberi dana dalam lingkungan terbatas. Artikel ilmiah dipaparkan secara singkat, rinci, logis, sistematis, padat, dan komprehensif (namun tidak bertele-tele), dengan menggunakan bahasa Indonesia (asing) yang sesuai dengan “aturan main” yang berlaku di dunia akademik. sehingga pembahasan  dan analisisnya dapat dipahami dengan jelas dan tepat. Dengan artikel ilmiah hasil penelitian menjadi lebih enak dibaca, dicerna dan dipahami karena telah melalui proses penyempurnaan penulisan dan penyuntingan ulang (Wiyata,2008).
Menulis artikel ilmiah memerlukan persiapan lebih matang, lebih cermat, lebih teliti, dan latihan berkelanjutan. Menulis artikel ilmiah memerlukan juga kesungguhan, keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi. Yang tidak kalah pentingnya menulis artikel ilmiah harus dilakukan sebagai suatu kewajiban yang menyenangkan dan mengasyikkan, bukan karena keterpaksaan (Wiyata,2008).

E.     Jenis-jenis Tulisan Populer

Tulisan jurnalistik merupakan salah satu contoh jenis tulisan popular. Naskah jurnalistik masuk dalam kategori nonfiksi karena ditulis berdasarkan fakta atau data peristiwa. Jadi, ciri utama naskah atau karya jurnalistik  adalah nonfiksi, faktual, atau bukan hasil khayalan. Naskah jurnalistik dibagi dalam tiga kelompok besar, yaitu berita (news), opini atau pandangan (views), dan karangan khas (feature).

7 komentar: